Profil

Foto saya
Pangkep, Sul-Sel, Indonesia
"Kepada siapa lagi tugas guru akan diberikan, kalau sang guru sendiri sudah merasa TUA,SAKIT,TIDAK BISA,dan LOYO?"...

Jumat, 17 Desember 2010

Yg di kelas Awal (I,II,III) jangan Cemburu neh... tulisannya

Dalam contoh ini, langkah-langkah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah PTK di kelas awal (I,II,III) adalah menggunakan case study sebagai sumber belajar. Case study merupakan cara yang efektif untuk mengidentifikasi dan menemukan permasalahan dalam pembelajaran yang dilakukan guru peserta dan dapat menentukan target apa yang harus ditingkatkan. Identifikasi Masalah merupakan langkah penting yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian tindakan kelas karena identifikasi masalah adalah dasar untuk perbaikan kinerja diri guru peserta dalam pembelajaran. Jika anda (guru) dapat mengidentifikasi masalah dalam pengajarannya maka hal ini menunjukkan bahwa anda akan terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan mengajarnya.
Selain dari itu, Identifikasi Masalah merupakan dasar dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini merupakan bagian dari kompetensi profesional seorang guru. Jika guru peserta dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka ia telah memulai perencanaan PTK dengan benar. Fokus perencanaan PTK dan kegunaan dari temuan permasalahan dalam pengajaran yang dilakukan guru peserta akan memberikan kejelasan tentang permasalahan yang ditangani.

Selanjutnya, konteks yang dibahas dalam topik ini adalah masalah yang terkait dengan konteks pembelajaran di SD kelas awal. Masalah tersebut mencakup aspek pengembangan kurikulum, penguasaan materi, dan pelaksanaan pem-belajaran. Aspek pengembangan kurikulum mencakup pemahaman tujuan pembelajaran tematik, kemampuan menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar, pengem-bangan silabus, RPP, LKS, dan penilaian. Aspek penguatan materi mencakup pemahaman dan penguasaan konsep dan materi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, dan PKn yang dirumuskan dalam tema-tema: diri sendiri, keluarga, lingkungan, kesehatan, kebersihan dan keamanan, hewan dan tumbuhan, pekerjaan, gejala alam dan peristiwa, serta rekreasi.Aspek pelaksanaan pembelajaran mencakup pemilihan strategi/model pembelajaran, pendekatan, metode, media pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian proses dan hasil belajar.
Nah...contoh draft masalah yang ada di kelas awal (I,II,III) adalah....



1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami petunjuk.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan pendapat/berbicara.

3. Siswa takut salah dalam mengemukakan pendapat.

4. Siswa sering mentertawakan teman manakala ia berpendapat.

5. Siswa tidak dapat menguasai materi dalam membandingkan berat badan.

6. Siswa tidak dapat menguasai materi dalam membandingkan tinggi badan.

7. Siswa tidak dapat menguasai materi yang berkaitan dengan pengukuran.

8. Siswa belum menguasai kemampuan menulis kalimat sederhana.

9. Siswa belum menguasai kemampuan membaca awal, membaca lancar, membaca cepat.

10. Siswa belum memahami bagaimana menjaga kesehatan tubuh.

11. Siswa belum memahami bagaimana cara membersihkan anggota badan.

12. Siswa belum memahami bagaimana berperilaku sehat.

13. Siswa belum memahami identitas diri, keluarga, dan kerabat.

14. Siswa belum memahami silsilah diri sendiri.

15. Siswa belum memahami bahwa dalam kehidupan harus saling menyayangi.

16. Siswa masih menunjukkan sikap ingin menang sendiri.

Anda dapat juga mempertimbangkan hal berikut:
1. Fenomena yang nampak berdasarkan case study:
• Anak tidak tertarik dengan pelajaran, hal ini terlihat dari sikap anak yang tidak menghiraukan kehadiran guru.
• Pada saat pembelajaran anak selalu gaduh dan tidak mau diam.
• Anak tidak mau mendengarkan perintah guru, sebagian besar anak berpindah-pindah tempat duduk.
• Anak ingin berbicara sendiri-sendiri tapi yang dibicarakan bukan materi pelajaran.
• Pertanyaan yang disampaikan guru jawabannya cenderung bersifat motorik (jawaban “koor”).
• Pertanyaan yang disampaikan guru bersifat tertutup sehingga jawaban anak berulang-ulang pada jawaban yang sama.
• Pengelolaan kelas yang tidak variatif, hanya bersifat klasikal.
• Pertanyaan yang diajukan guru tidak memberi kesempatan pada anak untuk berpikir.

22. Penyebab timbulnya fenomena
• Guru kurang mengkondisikan seluruh siswa untuk siap belajar.
• Guru kurang memahami kemampuan siswa secara individual.
• Petunjuk atau perintah yang diberikan pada anak terlalu singkat dan tergesa-gesa, tidak secara sistematis atau langkah-perlangkah dijelaskan pada anak.
• Tidak semua anak mampu memahami bentuk kalimat perintah dalam jumlah yang banyak.
• Tidak semua anak mampu mengingat apa yang harus dilakukannya.
• Pengelolaan pembelajaran tidak diatur sedemikian rupa sehingga terkesan siswa mengerjakan perintah guru secara klasikal.
• Guru kurang menguasai materi tentang esensi perbedaan jenis kelamin.
• Guru kurang menguasai kemampuan dalam memvariasikan metode pembelajaran.
• Guru kurang mengefektifkan waktu.
• Guru hanya terfokus pada buku sebagai sumber belajar, kurang berupaya memanfaatkan sumber belajar lain atau lingkungan sebagai sumber belajar.
• Guru beranggapan bahwa kalau mengajar itu mesti ceramah atau menerangkan tidak memberi kesempatan pada anak untuk berbuat.

3. Masalah esensial dari pembelajaran yang dituangkan dalam case study adalah:
Lemahnya penguasaan materi dan strategi pembelajaran guru dalam menciptakan pembelajaran yang menarik bagi anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar